Studi Pustaka Value Net


Jala Nilai (Value Net)

Jala Nilai (Value Net) merupakan perkembangan dari model rantai nilai (value chain model) Porter (1985). Fakta bahwa rantai nilai (value chain) sebagai model penciptaan nilai terlalu kaku dan berurutan, dan tidak dapat merespon perubahan, mendorong terciptanya jala nilai yang lebih fleksibel. Jala nilai adalah jaringan yang dinamis fleksibel di mana para aktor (pemain) menciptakan nilai melalui kolaborasi. Jala nilai dikembangkan untuk memfasilitasi analisis, deskripsi dan studi tentang sistem penciptaan nilai, dan mengambil kegiatan daripada perusahaan sebagai elemen kunci dari analisis strategis (Parolini, 1999). Perusahaan dianggap sebagai node kompleks dalam kompleks jaring nilai yang saling bergantung,di mana kesuksesan datang melalui kolaborasi dan menciptakan lingkungan bisnis dimana masing-masing aktor (pemain) bisa sukses (Kähkönen, 2010).

Jala nilai (Value Net) adalah peta skematis yang dirancang untuk mewakili semua pemain dalam suatu permainan dan saling keterkaitan diantara para. Interaksi atau hubungan terjadi baik secara vertikal maupun horizontal. Sepanjang dimensi vertikal terjadi hubungan antara pelanggan – perusahaan − pemasok. Sedangkan dimensi horizontal melibatkan kompetitor − perusahaan – komplementer (Brandenburger dan Nalebuff, 1997:34).

Menurut Lendel (2007), Value net merupakan cara untuk melihat situasi bisnis yang menunjukkan bahwa perusahaan (atau industri) beroperasi di lingkungan yang memiliki empat kelompok utama yang mempengaruhi. Keempat kelompok tersebut adalah:

  1. Pemasok,
  2. Pelanggan,
  3. Pesaing dan
  4. Komplementor.

Dalam bisnis, fokus pada salah satu sisi bisnis dan melupakan yang lain sering terjadi. Untuk itu value net dirancang untuk mengatasi kecenderungan tersebut. Adapun kerangka dasar value net (Brandenburger dan Nalebuff, 1997) diilustrasikan dalam diagram di bawah:

 Pada kerangka jaring nilai, terdapat beberapa sudut pandang yang perlu diperhatikan. Tetapi, pada prosesnya menebarkan jaring nilai seringkali hanya melihat dari satu sudut pandang yaitu menempatkan diri di tengah dan kemudian melihat ke sekeliling ke pelanggan, pemasok, pesaing dan komplementor. Padahal pada kenyataannya masih ada pelanggan dari pelanggan, pemasok dari pemasok, pesaing dari pesaing, dan komplementor dari komplementor. Secara tidak langsung, pemain dalam hal ini memainkan banyak peran yang menjadikan permainan jauh lebih rumit. Adakalanya melihat seseorang hanya memainkan satu peran dan tidak menyadari peran lain yang mungkin juga dimainkan. Jaring nilai dapat digunakan untuk mengatasi kompleksitas tersebut (Brandenburger & Nalebuff, 1997).

Adapun langkah-langkah dalam menggunakan value net (Lendel,2007) sebagai berikut:

  1. Value net (jala nilai) menggambarkan berbagai peran dari para pemain. Terdapat kemungkinan dimana pemain yang sama menduduki lebih dari satu peran secara bersamaan. Pemetaan value net adalah langkah pertama menuju perubahan permainan.
  2. Mengidentifikasi semua elemen dari permainan. Ada lima elemen permainan (model PARTS) yaitu Player (pemain), Added Value (nilai tambah), Rules (aturan),Tactics (taktik), Scope (cakupan).
  3. Image207b

Leave a Reply