Skripsi Analisis Dilema Dengan Drama Theory


ANALISIS DILEMA DENGAN DRAMA THEORY SEBAGAI ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SEBUAH KONFLIK

 

Yudi Agung Firmansyah

NPM. 2402306048

Pembimbing I : Abdullah Ramdhani, SE,MSi.

Pembimbing II : Dini Turipanam Alamanda, STp, MSm.

 

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Uniga

 

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Dilema Dengan Drama theory Sebagai Alat Bantu Pengambilan Keputusan Dalam Sebuah Konflik”. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode survey yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan melakukan test, wawancara, dan sebagainya. Penelitian dilakukan di pabrik kulit Sukaregang yang dianggap memberikan dampak buruk bagi sungai Ciwalen dan Cigulampeng karena menghasilkan limbah berbahaya dengan melibatkan pihak-pihak informan yang terlibat langsung dan tidak langsung seperti pabrik kulit sendiri, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerintah daerah dan masyarakat. Alat pengumpul data berupa pedoman wawancara langsung kepada pihak-pihak informan yang terlibat, observasi yaitu peneliti langsung mengamati kejadian yang terjadi di lapangan, dan studi kepustakaan dengan mempelajari arsip, dokumen dan jurnal. Pengolahan data hasil wawancara dan observasi di olah dengan menggunakan software confrontation manager, yaitu suatu model yang digunakan untuk mengetahui interaksi antar organisasi atau antar individu dan mengembangkan rencana untuk mengajak, membujuk atau meyakinkan pihak lain bahwa posisi yang dimiliki adalah posisi yang terbaik untuk kepentingan semua pihak. Hasil pengolahan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan interaksi antar pihak untuk berusaha mencapai kolaborasi, dan mengetahui dilema-dilema yang muncul diantara semua pihak yang selanjutnya mengeliminasi dilema yang ada, dengan membuat posisi yang dimiliki menjadi terpercaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses interaksi awal semua pihak terjadi pada frame satu yaitu berisi tentang opsi masing-masing. Sedangkan pada frame dua semua pihak sudah berusaha untuk mencapai kolaborasi dengan mengubah opsi masing-masing. Dilihat dari efektivitas dalam mencapai hubungan kolaborasi, model drama theory efektif dalam menyelesaikan permasalahan konflik dengan menganalisis dilema-dilema yang ada, yang dibuktikan pada frame satu terdapat 16 dilema di semua pihak yang artinya semua pihak belum mencapai kolaborasi. Namun setelah adanya perubahan frame, dimana semua pihak mulai berusaha untuk mencapai kolaborasi, drama theory dapat meminimalisai dilema yang ada yaitu dari 16 dilema menjadi 4 dilema yang artinya konfrontasi mulai menuju kolaborasi.

 

Selengkapnya BAB 1 disini BAB 1


Leave a Reply