Analisis Drama Theory Pada Film Shawhank Redemption


Audria Ineswari
1201130160

Tujuan  : Untuk menganalisis dilema yang terjadi pada film The Shawshank Redemption dan menganalisis tindakan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dilemma

Sinopsis:

Film ini diangkat dari novel The Shawshank Redemption karangan Stephen King. Berkisah tentang Andy Dufresne, seorang bankir yang menjalani masa tahanan untuk kejahatan yang tidak dia lakukan di rumah tahanan Shawshank. Di tahun 1947, Andy Dufresne dituduh membunuh istri dan kekasih istrinya. Walau Dufresne sendiri menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan pembunuhan itu, namun berdasarkan bukti-bukti yang ada, Dufresne dihukum dan dipenjara di Shawsank. Di Shawsank Dufresne berkenalan dan selanjutnya berteman akrab dengan Ellis “Red” Redding. Red memliki kemampuan untuk menyelundupkan barang-barang yang diperlukan oleh para tahanan. Untuk Dufresne, Red berhasil menyelundupkan palu kecil yang dipakai Dufresne untuk hobinya membuat buah catur. Selain itu Red juga memberikan poster-poster bintang film wanita bagi Dufresne.

Selama di penjara Dufresne selalu mendapat siksaan dari gang “The Sisters” penguasa di Shawshank yang dipimpin oleh seorang narapidana bernama Bogs.

Di tahun 1949, saat bersama beberapa teman tahanannya yang lain ditugaskan untuk melapisi bagian atas atap salah satu gedung penjara, Dufresne  mendengar caci maki dari kepala penjaga tahanan yang kejam Byron Hadley tentang pajak yang dia harus bayar atas warisan yang didapatnya dari saudaranya yang baru meninggal. Atas bujukan Dufresne, Baron bersedia dibantu untuk secara legal terbebas dari pajak atas warisan yan diperolehnya. Dufresne hanya meminta beberapa bir dingin sebagai imbalan bantuannya itu.

Kemudian, Dufresne dipertemukan dengan Warden Samuel Norton, kepala penjara Shawshank. Warden kemudian memindahkan Dufresne ke bagian perpustakaan penjara untuk membantu seorang narapidana tua bernama Brooks Hatlen, dengan tujuan agar Dufresne dapat juga melakukan pembukuan keuangan penjara. Kemampuannya dalam keuangan dan pajak, membuat Dufresne sering dikunjungi para penjaga tahanan di Shawshank dan lingkungan sekitar penjara.

Dufresne kemudian mulai menulis surat setiap ke pemerintah setempat yang isinya meminta bantuan tambahan buku untuk perpustakaan di Shawshank. Surat-surat permohonan yang dikirm Dufresne ke pemerintah daerah akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah daerah mengirimkan sumbangan buku-buku untuk perpusatakaan di Shawshank.

Tahun 1963, Norton sang kepala penjara memanfaatkan tenaga para tahanan untuk pekerjaan di luar penjara. Norton mendapat keuntungan dari pemotongan gaji pekerja dan mendapat komisi juga dari penyedia pekerjaan. Dufresne ditugaskan untuk ‘mencuci’ uang itu dengan menggunakan nama Randal Stephens.

Tahun 1965, Tommy Williams yang dipenjara karena pencurian, menjadi akrab dan berteman Dufresne dan Red. Dufresne  sangat membantu Red dalam mempersiapkan dirinya menghadapi ujian setara SMA. Tahun 1966 setelah mendengar secara rinci tentang kasus Dufresne, Tommy merasa kasus Dufresne  sangat mirip dengan cerita seorang narapidana yang pernah menjadi teman sekamarnya di penjara lain, yang mengaku pernah membunuh seorang lelaki dengan teman selingkuhnya, yang merupakan seorang istri dari seorang bankir, dan bankir tersebut akhirnya yang dihukum karena kejadian itu. Dufresne kemudian mendiskusikan informasi ini ke Norton dengan harapan Norton bisa membantunya agar bisa dilakukan pengadilan ulang untuk kasusnya. Namun Norton tanggapan sangat diluar dugaan Dufresne. Dufresne malah mendapat hukuman karena kekecewaan yang diungkapkannya.

Setelah selesai dari hukuman Dufresne bercerita pada Red tentang harapan Dufresne untuk hidup dan tinggal di Zihuatanejo. Esok harinya, tempat tahanan Dufresne sudah kosong. Dufresne berhasil melarikan diri dengan membawa seluruh catatan pencucian uang yang dilakukan Norton. Selama masa hukumannya, Dufresne membuat lubang untuk melarikan diri dari bilik penjaranya dengan menggunakan barang yang ia pesan melalui Red. Penjaga tahanan melakukan pencarian, namun di saat yang sama Dufresne berpura-pura menjadi Randall Stephens mendatangi beberapa bank dan menarik uang yang sudah dicuci tersebut. Kemudian, Dufresne mengirim laporan keuangan dan rincian transaksi puncucian uang dan bukti-bukti korupsi serta pembunuhan yang telah dilakukanNorton ke koran setempat. Polisi segera ke penjara Shawsank untuk menangkap pihak-pihak yang terkait atas bukti dari Dufresne. Namun Norton mengakhiri hidupnya sendiri.

Pada akhirnya, Red pun bebas. Kemudian ia menemui Dufresne di Zihuatanejo.

Hasil:

  1. Scene Setting, Output : Recognizing a conflict and perception of the situation
  • Frame 1

Andy Dufresne merupakan narapidana baru di penjara Shawshank. Setelah beberapa lama berada di Shawshank, Dufresne menyadari bahwa tembok di bilik penjaranya dibangun dari bahan yang rapuh sehingga dapat digali. Kemudian Dufresne memutuskan untuk melarikan diri dengan menggali lubang di tembok biliknya. Namun, Dufresne membutuhkan martil untuk menggali lubang dan poster untuk menutupi lubang tersebut. Lalu, Dufresne menemui Red, seorang narapidana lain yang terkenal ahli dalam menyelundupkan barang. Pada awalnya, Dufresne meminta Red untuk menyelundupkan martil berukuran tujuh inci. Awalnya Red menolak karena ia belum mempercayai Dufresne dan martil merupakan barang yang berbahaya serta dapat menimbulkan kecurigaan. Bahkan, Red mengira bahwa Dufresne akan menggali lubang di bilik penjaranya yang baginya merupakan sebuah lelucon yang tidak mungkin terjadi karena memakan waktu yang sangat lama. Tapi Dufresne tidak menyebutkan fungsi martil tersebut dan bersikeras agar Red mau menyelundupkannya. Akhirnya, Red bersedia untuk menyelundupkan martil dengan biaya yang telah dinaikkan 20% dari harga martil asli yaitu $7, kemudian dibulatkan menjadi $10 karena risikonya tinggi. Selain harga, syarat lain yang harus disepakati oleh Dufresne adalah ia tidak boleh melakukan perbuatan berbahaya menggunakan martil yang diselundupkan. Pada akhirnya, Red dan Dufresne mencapai kesepakatan.

 

  • Frame 2

Sejak awal, Dufresne selalu mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Walaupun mabuk pada malam kematian istrinya, Dufresne ingat betul bahwa ia tidak pernah membunuh istri dan selingkuhan istrinya yang merupakan seorang pemain golf profesional. Rekan narapidana Dufresne yang lain tentu tidak mempercayainya karena Dufresne mabuk saat malam kematian istrinya, ditambah Dufresne pada saat itu penuh dengan amarah karena istrinya selingkuh. Pada suatu hari setelah beberapa tahun menetap di Shawshank, Dufresne bertemu narapidana baru, Williams. Ia bertanya kepada Red alasan dipenjarakannya Dufresne. Red berkata, bahwa Dufresne adalah bankir pintar yang membunuh istri serta selingkuhan istrinya pada saat mereka tertidur. Kemudian, Williams ingat akan cerita mantan teman satu selnya pada saat berada di penjara Thomaston. Ia berkata bahwa teman satu selnya, Elmo Blatch, pernah membunuh seorang pemain golf profesional yang tidur dengan seorang istri dari bankir. Namun, bankir tersebut yang dituduh membunuh keduanya dan dipenjarakan. Cerita Elmo tersebut merupakan kejadian sebenarnya yang menyebabkan Dufresne dipenjara. Kemudian, Dufresne menceritakan kesaksian Williams kepada Mr. Norton, kepala penjara. Mr. Norton menolak untuk percaya kepada cerita tersebut. Dufresne bersikeras agar Mr. Norton meninjau kembali kasusnya serta mencari Elmo untuk memberi kesaksian. Namun Mr. Norton sangat menolak permintaan Dufresne tersebut. Mereka berdua pun menjadi sangat marah kemudia Dufresne dihukum.

  1. Build-Up, Output : a common perception or reference frame
  • Frame 1
  • Dufresne: narapidana baru di penjara Shawshank, tidak memiliki teman dan belum dipercaya oleh rekan-rekan penjara lainnya.

Opsi: menepati janji

  • Red: narapidana yang sudah 20 tahun menjalani hukuman di penjara Shawshank. Dikenal sebagai narapidana yang handal dalam menyelundupkan barang ke dalam penjara dengan upah 10% dari harga barang yang diselundupkan.

Opsi: menyelundupkan martil.

  • Dufresne meminta Red untuk menyelundupkan martil.
  • Red menolak karena menurutnya martil merupakan barang berbahaya.

Setelah Dufrsene berjanji untuk tidak melakukan tindakan berbahaya menggunakan martil: Red setuju untuk menyelundupkan martil dengan biaya $10

1

  • Frame 2

Dufresne: Narapidana yang menjalani hukuman karena difitnah membunuh istri serta selingkuhan istrinya. Karena dirinya merupakan seorang bankir, Dufresne sering dimintai tolong oleh rekan-rekan penjaranya termasuk kepala penjara, Mr. Nolton, untuk mengurus uang mereka. Namun, Dufresne mengetahui bahwa Mr. Nolton melakukan pencucian uang.

Mr. Nolton: Kepala penjara yang tidak menyukai Dufresne dan sering melakukan pelanggaran termasuk pencucian uang.

  • Red bercerita kepada Williams mengenai alasan dipenjarakannya Dufresne
  • Williams bercerita kepada Red dan Dufresne bahwa ia pernah berada di satu sel dengan Elmo Blatch, narapidana yang mengaku membunuh istri dan selingkuhan istri Dufresne
  • Dufresne mendapatkan bukti atas fitnah yang dituduhkan padanya dan meminta untuk dibebaskan kepada Mr. Norton, kepala penjara.

Setelah Mr. Nolton mendengar cerita Dufresne:

  • Norton menolak untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus Dufresne
  • Dufresne menjadi sangat marah dan mengancam akan membocorkan kasus pencucian uang yang dilakukan Mr. Norton.

1

  1. Climax, Output : dilemmas of stakeholders
  • Frame 1

Player:

  • Dufresne: Cooperation dilemma with respect to Red

Pada akhirnya, Dufresne mengingkari janji. Maka dari itu, Dufresne memiliki cooperation dilemma terhadap Red karena Dufresne sudah berencana untuk berkhianat sejak kesepakatan dilakukan.

  • Red: Trust dilemma with respect to Dufresene

Red ragu bahwa Dufresne akan menepati janjinya. Red mengetahui bahwa Dufresne memiliki rencana lain menggunakan martil yang ia inginkan.

  • Frame 2

Player:

  • Dufresne: Rejection dilemma with respect to Mr. Norton

Dufresne lebih menyukai posisi Mr. Norton saat ini. Keadaan saat Mr. Norton belum memberinya hukuman. Mr. Norton pun tahu bahwa Dufresne lebih menyukai posisinya saat ini dibandingkan dengan ancamannya.

  • Norton: Rejection dilemma with respect to Dufresne

Mr. Norton lebih menyukai posisi Dufresne saat ini. Keadaan saat Dufresne belum mengajukan naik banding. Dufresne pun tahu bahwa Mr. Norton lebih menyukai posisinya saat ini dibandingkan hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

 

  1. Resolution, Output : no dilemma to do their threats or collaboration
  • Frame 1

Dufresne: Menepati janji

Red: mempercayai Dufresne

Dufrsene berencana untuk menggali sebuah tembok di bilik penjaranya untuk melarikan diri. Namun ia tidak menceritakan rencananya kepada siapapun. Saat Dufresne melakukan negosiasi dengan Red agar ia bersedia untuk menyelundupkan martil, Dufresne bisa saja menceritakan rencananya. Namun Dufresne tidak menceritakannya pada Red, karena pada awal negosiasi, Red mengatakan bahwa ia setuju untuk menyelundupkan martil asalkan martil tersebut tidak digunakan untuk melakukan hal yang berbahaya. Selain itu, Dufresne juga mengetahui bahwa Red masih belum mempercayainya.

Di sisi lain, Red pada akhirnya setuju untuk menyelundupkan martil dan mempercayai Dufresne. Namun Red tahu bahwa Dufresne merencanakan sesuatu dibalik permintaannya tersebut.

  • Frame 2

Dufresne: Tidak mengancam membocorkan kasus pencucian uang yang dilakukan Mr. Norton.

Mr. Norton: Bersikap adil terhadap Dufresne dengan menyelidiki ulang kasusnya.

Ketika mengetahui bahwa terdapat bukti yang dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, Dufresne mengajukan naik banding kepada Mr. Norton. Ia ingin kasusnya diselidiki kembali karena terdapat narapidana lain yang dapat dijadikan saksi. Namun, Mr. Norton menolak mentah-mentah permintaan Dufresne. Ia menganggap apa yang dikatakan Dufresne adalah sebuah kebohongan, ditambah ia memang kurang menyukai Dufresne dan tentu tidak mau direpotkan dengan penyelidikan ulang kasus Dufresne. Dufresne yang merasa tidak diperlakukan dengan adil kemudian murka dan mengancam akan membocorkan kasus pencucian uang yang dilakukan oleh Mr. Norton. Namun pada akhirnya, ancaman Dufresne diabaikan dan dirinya dihukum.

 

  1. Denouement, Output : Collaboration or Tragedy
  • Frame 1: Collaboration. Red menyetujui permintaan Dufresne untuk menyelundupkan martil.
  • Frame 2. Tragedy. Permintaan naik banding Dufresne ditolak oleh Mr. Norton.

 

Pendalaman kajian:

  1. Possible course of action, berisi aksi nyata yang dilakukan player dalam film

 

  • Frame 1

Dufresne: Ia memiliki coorporation dilemma terhadap Red. Dufresne berjanji kepada Red untuk tidak menggunakan martil yang ia minta untuk tindakan berbahaya. Namun, Dufresne sudah berencana dari awal untuk mengkhianati Red. Yang dapat Dufresne lakukan agar permintaannya terkabul adalah menunjukkan kepada Red keuntungan apa yang akan didapatkan oleh kedua belah pihak jika ia menepati janjinya, yaitu Dufresne mendapatkan apa yang ia rencanakan menggunakan martil tersebut, sedangkan Red mendapatkan $10. Dufresne juga dapat menunjukkan bahwa keadannya merupakan keadaan mau-tidak-mau, jadi, Dufresne tidak memiliki pilihan lain selain menepati janjinya kepada Red. Dufresne harus menunjukkan sikap pro dan emosi positif terhadap Red. Dan itulah yang Dufresne lakukan. Tetap tenang, tidak berbuat ulah, dan pada akhirnya ia mendapatkan martil tersebut, dan lebih baik lagi, Dufresne berhasil mendapatkan kepercayaan Red.

 

Red: Sebagai narapidana yang telah mendekam lama di penjara, Red tentu sudah memiliki berbagai pengalaman dan telah mengamati perilaku narapidana yang lain, termasuk mereka yang sering memberontak atau mencelakai narapidana lainnya. Saat Dufresne datang sebagai narapidana baru dan meminta untuk diselundupkan martil kepada Red, tentu ia ragu. Pertama, ia belum mengenal apalagi mempercayai Dufresne. Kedua, ia takut Dufresne melakukan tindakan berbahaya menggunakan martil tersebut dan membawa namanya sebagai penyelundup martil. Maka dari itu, Red memiliki trust dilemma terhadap Dufresne. Maka, yang Red lakukan adalah meyakinkan Dufresne betapa menguntungkannya jika Dufresne tidak melakukan hal berbahaya menggunakan martil tersebut. Sikap Red terhadap Dufresne netral.

 

  • Frame 2

Dufresne: semua manusia pasti marah dan kesal jika difitnah, terlebih jika dihukum atas tuduhan yang tidak dilakukannya. Itulah yang terjadi pada Dufresne. Setelah beberapa tahun berada di Shawshank, akhirnya Dufresne menemukan titik terang terhadap kasus yang ditimpakan kepada dirinya. Ia menemukans seorang saksi namun ia tidak bisa berbuat apapun tanpa bantuan Mr. Norton, sang kepala penjara. Setelah meminta naik banding, Mr. Norton sangat-sangat menolak permintaan Dufresne tersebut. Pada akhirnya, Dufresne mengancam untuk membocorkan kasus pencucian ulang yang dilakukan Mr. Norton. Namun ancaman ini belum cukup bagi Mr. Norton. Dufresne harus meyakinkan Mr. Norton, bahwa Mr. Norton akan mendapatkan keuntungan jika mengabulkan permintaannya, atau Mr. Norton akan mendapatkan banyak kerugian jika Dufresne membocorkan kasus pencucian uang tersebut. Namun, Dufresne tidak melakukan kedua hal itu, ia menjadi sangat emosional dan berujung pada ruang hukuman.

 

Mr. Norton: Mr. Norton dapat dikatakan kepala penjara yang tidak profesional. Dirinya pun merasa diuntungkan dengan adanya Dufresne yang mengurus pencucian uang yang dilakukannya sehingga ia tidak ingin Dufresne meninggalkan penjara Shawshank. Dirinya juga agak tidak menyukai Dufresne. Setelah Dufresne mengancam, ada dua kemungkinan yang dapat ia lakukan, yaitu mengabulkan permintaan Dufresne karena ia memang layak mendapatkannya, atau menolak permintaan Dufresne. Sayangnya, Mr. Norton mengabaikan ancaman Dufresne dan menggunakan kekuasaannya untuk langsung menghukum Dufresne agar ia tidak dapat melakukan ancamannya.

 

Kesimpulan:

Pada frame 1, dilema yang terjadi pada Dufresne adalah cooperation dilemma. Yang dilakukan Dufresne adalah menepati janji Red untuk tidak menggunakan martil tersebut untuk hal-hal yang berbahaya. Walaupun pada akhirnya Dufresne menggali tembok bilik penjaranya menggunakan martil tersebut, namun Dufresne tidak menyebabkan kerugian apapun bagi Red. Sedangkan Red yang memiliki trust dilemma pada akhirnya mempercayai Dufresne dan setuju untuk menyelundupkan martil. Sehingga yang terjadi adalah kolaborasi.

Sedangkan pada frame 2, Dufresne dan Mr. Norton sama-sama memiliki rejection dilemma. Yang dilakukan Dufresne adalah mengancam Mr. Norton namun ancaman tersebut diabaikan olehnya. Dufresne menunjukkan emosi negatif terhadap Mr. Norton sehingga akhirnya permintaannya ditolak mentah-mentah, sehingga yang terjadi adalah tragedi.

Selengkapnya di The Shawshank Redemption


Leave a Reply