Adab Menuntut Ilmu


Saya adalah seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Telkom University dengan keahlian umum dibidang Economics and Policy Study dan keahlian khusus di bidang Game Theory. Sebagai seorang dosen, sudah seharusnya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.  Selama lebih dari 5 tahun, saya telah mengampu mata kuliah Business Statisctics, Mathematical Economics, Game Theory Application in Economics and Business, Quantitative Methods for Business, Environmental Management System, Research Methodology dan Business Management. Di bidang penelitian, saya aktif melakukan publikasi di berbagai pertemuan ilmiah baik nasional dan internasional dengan capaian 70 publikasi dalam bentuk jurnal, prosiding, buku, modul, studi kasus dan kolom koran. Sedangkan untuk pengabdian masyarakat, saat ini saya aktif dalam membantu UKM-UKM di Kabupaten Bandung khususnya yaitu memberikan pelatihan e-commerce guna meningkatkan nilai jual produk yang diproduksi sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan revenue yang lebih baik.

Sejak dibukakan jalan oleh Allah SWT bahwa ternyata passion saya adalah mempelajari Economics and Policy Study, saya tidak pernah merasa puas mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan ilmu ini, rasanya tidak pernah cukup, rasanya ingin terus mencari, karena semakin saya pelajari, saya semakin sadar bahwa Ilmu ini tidak hanya menarik namun bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia jika diaplikasikan dengan baik. Saya sangat mencintai apa yang saya tekuni saat ini, contohnya saja, ketika saya melakukan penelitian mengenai bencana banjir Citarum Kabupaten Bandung, saya menjadi lebih paham bagaimana bencana ini hampir sulit untuk diselesaikan, dan skenario seperti apa yang bisa kita usulkan untuk minimalnya memperbaiki situasi yang saat ini terjadi. Tentunya setiap pekerjaan manusia ada batasnya, setiap tools ada asumsi, namun memberikan setitik harapan untuk perbaikan kehidupan manusia lain adalah kebagiaan yang tidak bisa terukur dengan materi.

Dalam mencari ilmu, saya tidak pernah mengenal kata lelah. Ilmu bisa di dapat darimana saja, tidak hanya dari dunia kampus, seiring dengan berkembangnya ICT, rumahpun bisa menjadi tempat yang baik untuk mencari ilmu. Meskipun seharian berada dikampus, sebelum tidur saya mengusahakan untuk selalu membuka buku, artikel atau jurnal apa saja sampai mata ini meminta istirahat. Sayapun mengikuti nasihat beberapa penulis terkenal, bahwa waktu paling efektif untuk menulis adalah pukul 3-5 pagi, dimana pada periode tersebut, pikiran kita belum banyak pengalihan baik dari medsos, tangisan anak, atau pekerjaan rumah.

Yang saya rasakan, semakin banyak ilmu yang kita bagikan, semakin betah ilmu tersebut tinggal bersama kita. Semakin sering kita mempelajari sesuatu semakin merasa kecil kita dihadapan Allah SWT. Karena Allah SWT adalah yang maha menguasai Ilmu. Saya selalu bersemangat mencari ilmu karena “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (Al-Mujaadilah: 11)”. Namun terkadang, saya juga merasa takut karena ada keterangan yang menyebutkan bahwa orang yang paling jelek adalah seseorang yang banyak ilmunya, tapi ilmunya tersebut berbanding terbalik dengan rasa takutnya kepada Allah. Jika hanya sedikit rasa takutnya, itulah hakekat ilmu yang ada pada dirinya, selain itu, hanyalah menjadi hujjah atas dirinya dihari kiamat kelak; Allaahul musta’aan.

Sejak paham betapa mulia dan bahaya nya ilmu, setiap mengajar di kelas, saya selalu menyelipkan pesan moral agar mahasiswa ingat bahwa ilmu yang mereka dapatkan hendaknya diniatkan untuk kebaikan. Secanggih-canggihnya ilmu dunia pastilah ada keterbatan, dan jika kita belum tau solusi permasalahan yang dihadapi maka kembalilah pada Al-Quran dan Hadist.

Sebagaimana firmanNya dalam QS Ali Imran: 138:

هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

 


Leave a Reply