Apa Itu Budaya Organisasi (Literature Review)


Menurut Robbins dan Judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 254) Setiap organisasi mempunyai sebuah budaya, dan budaya tersebut dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi.

Robbins dan Judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 254) juga menyatakan bahwa Budaya organisasi juga dapat menciptakan stabilitas bagi sebuah organisasi.

Schein (2004:17) mendefiniskan budaya organisasi sebagai berikut:

“The Culture of a group can be defined as pattern of shared basic assumptions that was learned by a group as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has worked well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems.”

 Schein menekankan bahwa budaya organisasi merupakan suatu pola dari asumsi-asumsi dasar bersama yang dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu untuk kemudian dijadikan sebagai cara yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah-masalah, baik masalah yang berkaitan dengan adaptasi eksternal maupun integrasi internal. Sehingga budaya tersebut kemudian diajarkan kepada anggota-anggota baru organisasi sebagai cara yang benar dalam memberikan pemahaman terhadap suatu masalah, dalam berpikir mengenai masalah tersebut, dan dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Menurut Wallach dalam Gustomo dan Anita Silvianita (2009; 64) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pemahaman bersama dari seluruh anggota organisasi, dan bagaimana mereka menyakinkan segala sesuatu yang terjadi disekitar mereka.

 

Wallach dalam Gustomo dan Anita Silvianita (2009; 64) menyatakan bahwa terdapat 3 jenis budaya organisasi yang berbeda, yaitu:

  1. Budaya bureacratic

Yaitu budaya yang memisah-misahkan antar setiap kelompok organisasi berdasarkan strata tertentu, dimana pembagian tugas dan kekuasaan dipisahkan dengan jelas. Sehingga budaya birokrasi ini berpedoman pada hirarki.

  1. Budaya innovative

Yaitu budaya organisasi yang menekankan pada kreativitas, memberikan kesempatan bagi anggota organisasinya untuk bereksplorasi dengan lingkungan kerja, dan berorientasi pada hasil.

  1. Budaya Supportive

Yaitu budaya organisasi yang berorientasi pada orang, mengutamakan kerjasama tim, menciptakan lingkungan organisasi menjadi lebih ramah, mendukung penuh bagi anggota organisasi untuk lebih maju dan memberikan kepercayaan yang penuh pada anggota organsasi.

Sedangkan Menurut Robbinsdan judge alih bahasa Diana Angelica (2008:256) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.

Robbins dan judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 256) menemukan ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan merupakan hakikat budaya sebuah organisasi, yaitu antara lain:

  1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko.

Menjelaskan sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

  1. Perhatian pada hal-hal rinci.

Menjelaskan sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.

  1. Orientasi hasil.

Menjelaskan sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

  1. Orientasi orang.

Menjelaskan sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.

  1. Orientasi tim.

Menjelaskan sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada individu-individu.

Menjelaskan sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.

Menjelaskan sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

 Robbins dan judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 258) menyatakan bahwa:

“Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi.Sehingga jelas jika kita mendefiniskan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama.Oleh karena itu individu-individu dalam organisasi yang mempunyai latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.”

Lebih lanjut menurut Robbins dan judgealih bahasa Diana Angelica (2008:258) menyatakan bahwa walaupun terdapat pengertian yang sama di atas tidak berarti bahwa tidak dimungkinkan adanya subkultur di dalam suatu kultur tertentu.

Menurut Robbins dan judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 258) sebagian besar organisasi memiliki kultur dominan dan subkultur. Sedangkan pengertian dari kultur dominan dan subkultur menurut Robbins dan judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 258) yaitu:

  1. Kultur dominan (Dominant culture), mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas anggota organisasi.
  2. Subkultur (Subculture), merupakan kultur yang cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi oleh para anggota.

 Istilah kultur dominan digunakan ketika berbicara tentang kultur sebuah organisasi secara keseluruhan. Oleh karena kultur dominan merupakan pandangan makro terhadap kultur yang mencerminkan karakteristik sebuah organisasi. Sedangkan subkultur merupakan budaya yang dianut oleh sebagian orang atau kelompok dalam organisasi, misalnya kultur yang dimiliki oleh departemen-departemen atau unit-unit dalam organisasi, sebagai contoh kultur dalam sebuah departemen pemasaran yang merupakan subkultur yang dimiliki secara bersama secara unik oleh anggota-anggota departemen pemasaran tersebut dan subkultur ini akan berbeda dengan departemen-departemen yang lain dalam organisasi tersebut.

Menurut Robbins dan judge alih bahasa Diana Angelica (2008: 262) budaya organisasi mempunyai sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi, yaitu antara lain:

  1. Budaya organisasi berperan sebagai penentu batas-batas, artinya bahwa budaya organisasi dapat menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya
  2. Budaya organisasi dapat memuat rasa identitas anggota organisasi.
  3. Budaya organisasi dapat memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.
  4. Budaya organisasi dapat meningkatkan stabilitas sistem sosial, artinya bahwa budaya organisasi merupakan perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan anggota organisasi.
  5. Budaya organisasi dapat berperan sebagai kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku anggota organisasi.

 Baca Juga: Manajemen SDM

,

2 responses to “Apa Itu Budaya Organisasi (Literature Review)”

Leave a Reply